Permainan
tradisional adalah salah satu permainan warisan leluhur atau kebiasaan yang
sering dilakukan warga jaman dahulu saban kali waktu menganga luang.
Begitu pun ketika saya masih kecil, permainan menjadi arena untuk mengisi
waktu. Karenanya, masa kecilku tumbuh bersama kenangan yang tak lekang oleh
waktu.
Permainan yang
pernah saya mainkan, dan masih membekas dalam ingatan adalah “Boi-boian”.
Boi-boian merupakan permainan tradisional yang sederhana, namun
mengasyikan dan menegangkan. Dalam permainan ini, setiap peserta harus
pandai-pandai menyelamatkan diri. Boi-boian dimainkan oleh dua kelompok, yaitu
kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga. Masing-masing kelompok terdiri
atas dua orang atau lebih. Karena itu, permainan ini membutuhkan kerjasama
antar-pemain dalam satu kelompok. Semakin banyak anak yang ikut bermain, makin
bertambah seru permainannya.
Permainan
ini dinamakan permainan”boi-boian” karena pada jaman dahulu para pemainnya
lebih banyak anak cowok yang dalam bahasa Inggrisnya “boy”. Karena itu, kami
biasa menyebut permainan dengan permainan “boi-boian”. Uniknya
permainan ini terletak pada aturan membawa bola.
Kelompok
yang berjaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain, tetapi
bukan dengan membawa lari bola lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan. Bola
harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan
melemparkan bola. Apabila mereka berhasil menyusun pecahan genting tersebut,
mereka berteriak 'Boi-boi', yang artinya mereka memenangkan
permainan.
Pada
perkembangannya, permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan.
Sayangnya, saya sudah jarang menjumpai permainan tradisional ini. Dalam
kenangan saya, boi-boian hampir sama dengan permainan bowling. Kami harus
melempar bola ke sasaran yang akan dituju. Untuk membuat bola, kami bisa
menggunakan kertas yang digulung kemudian diikat dengan karet gelang atau kita
bisa menggunakan bola kasti. Setelah itu, kami mengumpulkan pecahan batu atau
genteng yang nantinya akan disusun menjadi piramida.
Sejarah
permainan boi-boian berasal dari permainan anak-anak Cina. Anak-anak Cina
biasa menyebutnya dengan permainan “Cinaboi”. Dahulu kala, anak-anak Cina
banyak yang bertransmigrasi ke pulau Madura secara tidak langsung. Mereka
memainkan permainan “Cinaboi” ini di daerah Madura, sehingga permainan ini
berkembang pesat. Pada perkembangannya, anak-anak Madura menyebutnya dengan
permainan”Boi-boian”.
Permainan
boi-boian ini harus dimainkan oleh dua kelompok. Satu kelompok bertugas untuk
melempar bola sedangkan satunya menyusun kumpulan batu menjadi piramida atau
tersusun ke atas. Permainan ini membutuhkan kecepatan dalam menyusun
kumpulan- kumpulan batu dan kerja sama antar-anggota.
Kelompok
yang bertugas melempar harus bisa melempar hingga mengenai sasaran. Dalam
melempar, kelompok pelempar hendaknya melempar bolanya sekencang-kencangnya,
sampai kumpulan batu yang disusun oleh tim penyusun roboh. Pelemparan bola ini
harus dilakukan secara bergantian antaranggota. Sedangkan tim penyusun berusaha
untuk menghalau lemparan bola. Akan tetapi, dalam menghalau laju bola, tim
penyusun berusaha sekuat tenaga dan sejeli-jelinya untuk tidak dikena lemparan.
Jika lemparan bola tersebut yang mengenai anggotanya, berarti anggota tersebut
tidak bisa melanjutkan permainan.
Kelompok
yang bertugas menyusun batu, harus bisa menyusun sampai membentuk piramida.
Jika tumpukan batunya roboh terkena bola, tim tersebut harus kembali menyusun
batu yang berserakan. Karena itu, kelompok penyusun batu harus menunjuk satu
orang yang bertugas menjaga tumpukan batu agar tetap membentuk piramida. Para
anggota kelompok penyusun batu harus berhati-hati dalam menjaga
batu-piramidanya. Bola yang dilemparkan pelempar jangan sampai mengenai
kelompok mereka. Karena kalau mereka dikena bola, mereka dianggap gugur.
Anggota yang gugur tidak bisa ikut permainan lagi. Ini berarti kerugian buat
kelompok penyusun batu. Anggota mereka berkurang satu. Karena itu pula, dalam
menyusun batu kelompok penyusun harus cepat dan cekat, sehingga kelompok
pelempar tidak punya kesempatan untuk merobohkannya.
Satu ‘babak’
permainan ini akan dianggap selesai, jika kelompok penyusun berhasil menyusun
batu sampai membentuk piramida. Setelah batu-batu tersebut tersusun, kelompok
penyusun harus cepat mengatakan “Boi”. Dengan demikian, kelompok pelempar bola
akan bertukar posisi dengan kelompok penyusun.
Biasanya,
aku dan teman-teman memainkan permainan ini di saat jam istirahat sekolah atau
ketika pelajaran olahraga berlangsung. Kadang-kadang, kami juga bermain saat
pulang dari sekolah. Kalau teman-teman yang sudah SMP dan SMA, biasanya
memainkan permainan ini saat pulang dari sekolah dan pada sore hari sebelum
maghrib.
Permainan boi-boian ini mengajari
kami untuk pandai menjaga kesehatan tubuh. Kebiasaan berlari dan kesigapan
dalam menyusun batu dan melempar batu, membuat tubuh kamisegar-bugar. Dengan
permainan kami pun berlatih bekerja-sama dengan orang lain sebagai satu
kelompok. Dengan berkemlompok ini, kami berjuang untuk memenangkan
satu permainan. Kecuali itu, dengan permainan ini kami menempa kesabaran,
melatih ketangkasan, dan mengasah kecerdikan dalam mengalahkan lawan-lawan
kami.
Komentar
Posting Komentar