Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Pertanyaan buat Rieke tentang Buruh Musiman?

O leh Set Wahedi Kaummudapergerakan-Surabaya . Bertemu dengan orang baru, kita akan mendapatkan hal-hal baru. Mungkin kata-kata itu yang saya alami ketika bertemu dengan Rieke Diah Pitaloka. Saya bertemu dengannya di rumah makan Ria Jl. Kombes M. Duryat, Surabaya. Pertemuan pada Senin, 14 Juli 2014, belum bisa dikatakan perkenalan. Pada pertemuan itu, posisi saya sebatas konsumen. Saya sebatas melihat, tahu, dan mendengar Rieke. Bukankah konsumen sebatas objek? Pertemuan menjelang buka puasa –sekitar pukul 16.00 sampai 18.00- itu merupakan rangkaian perjalanan masa reses Rieke sebagai anggota komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ke Jawa Timur. Dalam pertemuan itu, Rieke memaparkan pertemuannya dengan Gubernur Jawa Timur, Kepala Disnaker Jawa Timur dan beberapa perwakilan buruh. Rieke juga membagikan selebaran kertas yang berisi desakannya agar pemerintah provinisi dan kabupaten segera mengintegrasikan program Jamkesda ke program BPJS secara menyeluruh.  Rieke, dari

Kecil-kecil Belajar Berpuasa

O leh Mega Agustini Kaummudapergerakan-Karang Anyar . Marhaban Ya Ramadlan ! Bulan yang penuh berkah, bulan yang mulia telah hadir di tengah-tengah kita. Semua orang menyambutnya dengan gembira, tak kecuali keponakan saya Ayu. Ramadlan kali ini ia belajar berpuasa meski tak sehari penuh. Anak yang baru menduduki bangku kelas 3 SD ini mengaku sangat senang menjalani puasanya di bulan Ramadan ini. Apa lagi dia mendapatkan support yang luar biasa dari orang tuanya. Anak pertama dari Ibu Ismawati dan Bapak Bambang ini berkata akan berpuasa sampai hari raya nanti. Dia yakin mampu berpuasa meski baru pertama kali dia mencoba untuk berpuasa. Anak yang mempunyai nama lengkap Ayu Nurbadariya Ningsih ini mengaku tidak merasa lapar ketika dia harus bermain di sore harinya. Dia yakin dengan keinginan yang kuat dia pasti bisa menjalankan puasanya di tahun ini. 06/07/2014 9:30

Kami Butuh Pemimpin yang Mendengar

O leh Deny Yusmia Kaummudapergerekan-Karang Anyar . Suatu hari, penasihat komunitas Jurnalis Muda untuk Perubahan (JMP), Mohamad Anwar mendatangi kediaman Kepala Desa Karang Anyar, dengan tujuan untuk mengundangnya dalam acara peresmian perpustakaan “Romah Sangkol”. Setelah penasihat kami menjelaskan maksud kedatangannya, ternyata beliau tidak dapat hadir karena kepentingan lain, yaitu berkunjung ke Pasuruan. Entah untuk kepentingan apa kunjungannya ke Pasuruan? Kami pun memutuskan untuk menunda acara peresmian perpustakaan “Romah Sangkol” pada Minggu, 22 Juni 2014, dengan harapan Kepala Desa kami dapat hadir dalam acara tersebut. Beliau belum memberi kepastian akan hadir. Akan tetapi beliau berkata, jika beliau tidak bisa hadir, beliau akan mewakilkannya pada sekretarisnya. Hari  Minggu (22 Juni 2014) yang ditunggu tiba. Acaranya akan dimulai pukul 08.00 WIB. Namun kepala desa kami ataupun sekretarisnya tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali pada kami. Lama kami

Bhâbhâd Songennep Bâgiân III

Kaummudapergerakan. Ekala panḍâ’na carèta, bhâbhâji’ pas è èmbhân, èghibâ molè ka bengkona. Binèna cè’ bhungana kèya, marghâ ollè ana’. È bâkto jarèya Nyè Empo dhuli nampanè bhâbhâji’, sarta lajhu èrèbâ sambi èromrom. Tèngkana mara orèng sè rèmbi’ ongghu, lajhu ajhâmo papejjâ, sarta sosona ekoṭṭo’ ka bâghung sajjâna sopajâ mettoa aèng soso, marghâ terro nyosoana bhâbhâji’ jarèya, anangèng kongsè pan-bârâmpan arè ta’ ghellem kaloar aèng soso, karana Nyè Empo jarèya maskè omorra la towa ta’ tao nganḍung  bhâlâkka’. Dhaddi salanjhângnga bhâbhâji’ jarèya nyoso powanna kerbuy potè molos ghellâ’. Bhâbhâji’ jarèya satèya ènyamaè Jakatole (Agus Tole). Molaè Kè Empo sè anḍi’ ana’ Jakatole sèyang malem ta’ pegghâ’ sakalè tamoyya sè nyapot sarta kalabân lè-ollèna. Bâḍâ sè abherri’ pèssè kongsè lèma rèyal, èsoro kabelli angghuyyâ Jakatole. Sajegghâ Empo Kelleng anḍi’ ana’ ta’ kakorangan pa-apa, la-mala kongsè andâddhiyâghi mampona, coma ḍâri paberri’na rèng-orèng sè paḍâ nyapot. Kaoca’

X IPS II Full Kasus

O leh Hikmah * Kaummudapergerakan-Sumenep. Di kelasku ini terdiri atas 32 siswa. 8 siswa perempuan dan 24 laki-laki. Setiap hari tidak ada henti-hentinya dengan masalah. Entah itu masalah perempuan lawan laki-laki atau laki-laki lawan laki-laki. Rata-rata full kasus. Kelasku ini oleh para guru dicap ruang anak-anak nakal. Mana wali kelasku cuek dengan anak-anak di kelas. Apa ini yang menjadi salah satu penyebab X IPS 2 full kasus? Apa mungkin dari anak-anaknya? Di kelasku ini ada beberapa anak yang sangat nakal dan celometan terhadap guru, terutama yang cowok. Anak-anak ini sering tidak menghargai orang. Mana bisa menghargai guru lain, wali kelasnya saja tidak pernah dihargai. Hampir setiap hari tidak ada guru yang mengajar tidak mengeluh. Semua guru pada hampir mengeluh tentang X IPS 2 gara-gara anak yang nakal. Kalau begini, kan kasihan anak yang mau belajar sungguh-sungguh? Mana guru-guru pada mengancam X IPS 2 akan banyak yang tidak naik kelas. Kelasku ini pe