Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Tak Ada Pembunuh Palomino di Indonesia

O leh Set Wahedi Amerika Latin, mula-mula saya kenal saya lewat para “idola” heroiknya: Fidel Castro, Che Guevara, Hugo Chaves, Evo Morales dan lainnya. Dari para idola ini, saya mendapati banyak cerita tentang kegigihan anak negeri berbuat dan berbakti pada negara-bangsa dan kemanusiaan. Kemudian, saya semakin familiar dengan Amerika Latin bersama para pemain sepak bolanya: Maradona, Pele, Romario, Ronaldo, Ronaldinho, Suarez, Messi, dan lainnya. Merekalah pemain yang meruntuhkan segala keangkuhan dunia Barat dengan seni gocekan si kulit bundar. Kemegahan panggung sepak bola Eropa, tanpa mereka seakan tanpa asam-garam.   Tidak berhenti di situ. Berikutnya, para pengarang Amerika Latin memberikan referensi cerita yang energik. Sebut saja Octavio Paz, Pablo Neruda, Gabriel Garcia Marques, Mario Vargas Llosa dan lainnya. Pada umumnya, para pengarang Amerika Latin ini memiliki suara “sengak” dan sikap tegas dalam dinamika politik negerinya. Mereka sadar betul akan kekuatan kata

Kepala yang Hilang: Catatan Htanzil

Membaca kesembilan cerpen Set Wahedi, penulis muda kelahiran Sumenep, Madura ini memberikan keasyikan sendiri. Selain menghibur, beberapa di antaranya menghadirkan realita-realita sosial berupa ketidakadilan yang sepertinya sudah menjadi bagian kehidupan kita di negeri setengah makmur dan setengah demokrasi ini. Cerpen yang secara kuat mengangkat realita sosial yang terjadi di negeri ini antara lain terdapat pada cerpen   Kepala yang Terpenggal   yang dijadikan judul buku antologi ini.   Kepala yang Hilang   mengisahkan seorang lelaki yang mencari kepala ayahnya yang hilang karena bersikap kritis terhadap pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai). Cerpen ini menarik selain karena judulnya yang membuat penasaran kita juga seolah diajak menyusuri hilangnya kepala sang ayah. Namun cerpen ini juga sedikit  membingungkan karena realita dan khayalan bercampur menjadi satu. Pembaca yang kritis tentunya akan bertanya-tanya apakah ini cerpen realis atau surealis. Kisah-kisah ketidakadila