Langsung ke konten utama

Pilihan Sukses

Oleh Yuni Emiliya P.

Kaummudapergerakan. Dalam hidup ada dua pilihan yang harus kita terima, di mana kita bisa menggapai apa yang kita inginkan dan ada kalanya kita bisa gagal dalam mencapai yang dinginkan. Tidak selamanya apa yang kita inginkan selalu berjalan mulus mungkin ada waktu yang tepat untuk mencapai itu semua

Seperti halnya dengan saya ketika mau masuk di salah satu SMA negeri .sekolah yang selama ini saya impikan. Saya ikut jalur PMDK dengan teman saya -yang akrab dipanggil- Mila. Ketika kami mau menyerahkan semua pendaftaran tiba-tiba Mila tidak mau masuk ke sekolah yang awalnya kami inginkan karna takut tidak diterima. Tetapi alhamdulillah saya bisa membujuknya. Akhirnya kami menyerahkan semua persyaratan tersebut .

Seminggu kemudian, guru saya pun datang memberi pengumuman. Tak sabar saya ingin mendengar pengumuman tersebut. Ternyata yang diterima hanya Mila. Saya kesal dan merasa putus asa. Bahkan sempat terlintas di pikiran saya bahwa Allah tidak adil kepada saya. Mengapa bukan saya yang diterima? Padahal saya sudah melakukan kewajiban saya sebagai seorang muslim. Namun saya yakin ini bukanlah akhir segalanya. Masih ada jalan lain yang terbaik untuk saya. Meski begitu keinginan saya untuk masuk SMA negeri masih kuat. Saya mengikuti tes jalur mandiri. Namun hasilnya tetap sama. Saya tidak dapat masuk sekolah impian saya.

Akhirnya Saya  melanjutkan sekolah di salah satu SMA swasta terfavorit. Pada awalnya saya tidak suka masuk di sini. Tapi seiring berjalannya waktu, ketidak-nyamanan saya hilang begitu saja. Mungkin dari faktor murid-muridnya yang baik dan tentunya pintar-pintar. Di sinilah saya bisa berprestasi dan saya lebih percaya diri. Sejak saat itu saya percaya bahwa tuhan memiliki maksud yang baik untuk saya.

Saya berpikir bahwa hidup penuh perjuangan. Teruslah berjuang menggapai mimpi meskipun kita tidak menyukai apa yang kita lakukan, mungkin kata-kata yang perlu saya pegang. Jangan pernah takut untuk mencoba segala  sesuatu karena kita tidak sendiri. Banyak pengalaman orang-orang sukses yang akan memotivasi kita. Mereka juga pernah mengalami hal seperti itu. Mereka tetap menjalaninya dengan santai dan sabar. Pada akhirnya mereka bisa berhasil.

catatan: ilustrasi diambil dari www.desi4inspiration.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Ciri Khas Kami: Baca Puisi

Oleh Nahdliya, mahasiswa PBSI 2015 asal Pantura Jawa Helmi Yahya? Begitulah penuturannya saat aku pertama kali mengenalnya. Pertama kali kami berjumpa dan bertatap muka, tepatnya saat aku melewati masa-masa ospek di lingkup Prodi PBSI. Aku sempat heran dan meragukan nama aslinya. Apakah benar seperti itu atau hanya sebagai dalih agar dia tenar di kalangan maba. Oh hanya Tuhan yang tahu mengenai namanya. Dia memperkenalkan diri pada kami sebagai wakil ketua HMP saat itu. Aku sempat berpikir keras, mencoba memahami jabatan yang dipegangnya. Bukan meragukan, tapi lebih ke arah tidak percaya. Setahuku dia konyol, lucu, gokil dan entah apa lagi. Segalayang berbau komedi melekat pada dirinya. Itu yang membuat aku tidak percaya dengan jabatan wakil ketua HMP yang dipegangnya. Di awal pertemuan dengan suasana lingkungan perguruan tinggi, aku lebih memilih acuh tak acuh tentang kak Helmi. Entah dia mau menjadi apaatau menjabat apa. Beberapa hari mengikuti ospek, aku mulai mengerti sisi

Es Lilin Cabbi

Oleh  Kuswanto Ferdian, King Favorit UTM 2016 dan Mahasiswa PBSI 2014 asal Pamekasan Perkenalkan namaku Kuswanto Ferdian. Kalian bisa memanggilku Wawan. Kawan-kawan  di desa memanggilku “Phebeng”. Entahlah apa maksud dari panggilan itu. Aku menerima panggilan itu begitu saja. Aku berasal dari Pulau Garam Madura. Waktu aku masih kanak-kanak , aku sering bermain dengan kawan-kawan d esaku, D esa K olpajung, Pamekasan, Madura. Desaku populer dengan julukan “Kampung Hijau”. Julukan itu diberikan karena desaku sering menjuarai lomba “Adipura Kabupaten” yang diadakan setahun sekali. Selain banyak pohon yang rindang serta daunnya yang hijau, di sepanjang jalan desaku banyak bangunan dengan cat warna hijau. Baik bangunan Sekolah, toko, maupun rumah warga. Alasan itulah yang menjadikan desaku mandapat julukan “Kampung Hijau”. Desaku memiliki beberapa permainan tradisional. Permainan yang paling aku sukai waktu kanak-kanak, permainan “ E s Lilin Cabbi ” . P ermainan ini hampir sam

Pak Anu

O leh Dwi Ajeng Kartini Selama kuliah dua semester -dari semester satu sampai semester dua- baru kali ini aku bertemu dan diajar oleh dosen unik. Dikatakan unik karena cara mengajarnya santai dan mudah dipahami. Cara menyampaikan materi sangatlah berbeda dengan dosen lain yang cenderung membuat tegang. Hehe. Beliau adalah Bapak Salamet Wahedi. Sebelum ‘mengenal’nya, kami sudah mengetahuinya. Beliau adalah dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Desas-desisnya, beliau termasuk dosen killer , tentu aku langsung kaget. Aku takut ketika mendengar, beliau dosen yang killer . Aku takut, beliau di kelas sangat kaku, membosankan, dan tentu -saja bicara dosen killer - pelit nilai. Jujur saja, saat petama melihatnya memang benar terlihat seperti dosen killer. Aku sempat bingung karena pertama masuk, beliau duduk hanya diam. Aku sampai berpikir, sebenarnya dosen ini sedang marah atau memang gayanya seperti ini? Dengan tatapan mata yang sinis dan tidak mau menatap mahasiswa,