Oleh Muslimatul Maghfirah
Kaummudapergerakan-Sumenep. Pagi masih buta. Tapi aku sangat terburu waktu itu. Biasalah, hari itu aku akan berangkat ke Malang bersama teman-teman sekolah. Aku, Mbak Sulis, Mbak Gaya, Aldo, Supri, Migdat, Ivan dan lainnya.
Janjinya
noh jam setengah 5 sudah berangkat. Tapi nyatanya baru jam setengah 6
baru berangkat. Hmm, jam karet, kata itu yang ingin aku rubah
menjadi on
time. Yap
benar, tepat waktu.
Masalah
sepele, jika dipikirkan. Tapi untuk sebagian orang itu
mungkin hal yang serius.Tidak perlu melihat Indonesia atau negara manapun. Cukup kita awali dari sekolahku
saja. Di sekolahku
masih saja sebagian banyak orang
yang jam karet. Diminta hadir
jam sekian malah datang jam sekian. Sangat miris aku melihat hal itu. Merubah
kebiasaan sangatlah sulit menurutku. Tidak segampang membalik telapak tanganku ini.
Rapat, latihan, diskusi sampai acara besarpun terkadang
mengalami jam karet. Sedangkan jika
ada pembagian sembako, konser band dan lainnya, terkadang bukan hanya on time, tetapi banyak kalangan yang sudah
siap terlebih dahulu dari jam yang sudah ditentukan. Sangat aneh bukan? Apa tidak bisa disamakan dengan
acara rapat, diskusi, atau latihan?
Andai
bisa, lihatlah
betapa rapinya semua ini. Tak kalah juga ada orang yang on time karena adanya sebuah sanksi. 50 ribu jika telat 10 menit. Wow, siapa yang tak takut jika sanksinya berupa rupiah? Haruskah dipaksa seperti itu? Bisakah on time karena kemauan
dari diri kita sendiri? Jika bisa, berarti Anda atau kalian merupakan orang
yang hebat.
Semoga
tulisanku ini bisa menjadi sebagian referensi akan perubahan diri kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar